a girl who make the world silenced

By Padd - Monday, January 16, 2012


Cerita ini berbicara mengenai seorang anak yg bernama Severn Suzuki. Seorang anak yg pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental Children’s Organization ( ECO ).
ECO sendiri adalah sebuah kelompok kecil anak-anak yang mendedikasikan diri untuk belajar dan mengajarkan pada anak-anak lain mengenai masalah lingkungan.
Dan mereka pun diundang menghadiri Konferensi Lingkungan hidup PBB tahun 1992. Pada saat itu, Seveern yg berusia 12 tahun, memberikan sebuah pidato yang sangat kuat yang memberikan pengaruh besar (dan membungkam) beberapa pemimpin dunia terkemuka.
Apa yang disampaikan oleh seorang anak kecil ber-usia 12 tahun, hingga bisa membuat RUANG SIDANG PBB hening, dan saat pidatonya selesai, ruang sidang yang penuh dengan orang-orang terkemuka berdiri dan memberikan tepuk tangan yg meriah kepada anak berusia 12 tahun itu?
Inilah Isi pidato tersebut: ( sumber The Collage Foundation )

 

Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O – Enviromental Children Organization.
Kami Adalah kelompok dari Kanada yg terdiri dari anak-anak berusia 12 dan 13 tahun, yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri.
Kami menggalang dana untuk bisa datang kesini sejauh 6000 mil. Untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, Hari ini Disini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja.
Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi semua generasi yg akan datang.
Saya berada disini mewakili anak-anak yg kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar.
Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya di seluruh planet ini karena kehilangan habitat nya. Kami tidak boleh tidak di dengar.
Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena berlubang nya lapisan OZON.
Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara.
Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya, hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker. Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya – hilang selamanya.
Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut  masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.
Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama seperti saya sekarang?
Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahannya tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama seperti saya!
Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita.
Anda tidak tahu bagaiman cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya.
Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah.
Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di tempatnya yang sekarang hanya berupa padang pasir.
Jika anda tidak tahu bagaimana cara memperbaikinya.
TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!
Disini anda adalah deligasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota perhimpunan, wartawan atau politisi – tetapi sebenarnya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi – dan anda semua adalah anak dari seseorang.
Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama – perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut.
Saya hanyalah seorang anak kecil, namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama, dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama.
Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.
Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan, kami membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang. Walaupun begitu tetap saja negara-negara di utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan.
Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.
Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan – kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi.
Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: “Aku berharap aku kaya , dan jika Aku kaya, Aku akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih sayang.”
Jika seorang anak yang berada dijalanan yang tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah?
Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar. Bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia; seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India.
Saya hanyalah seorang anak kecil namun saya tahu bahwa jika semua uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemisikinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini.
Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain.
Mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan.
Tidak menyakiti makhluk hidup lain, berbagi dan tidak tamak.
Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?
Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konferensi ini. Mengapa anda melakukan hal ini – kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah yang memutuskan dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharus nya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan mengatakan “Semuanya akan baik-baik saja”, “Kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan” dan  “Ini bukanlah akhir dari segalanya”.
Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua?
Ayah saya selalu berkata “Kamu akan selalu dikenang karena perbuatan mu bukan oleh kata-kata mu”
Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari. Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami.
Saya menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut.
Sekian dan terima kasih atas perhatian nya.
***
Servern Cullis-Suzuki telah membungkam 1 ruang sidang Konfrensi PBB, membungkam seluruh orang-orang penting dari seluruh dunia hanya dengan pidatonya.
Setelah pidato nya selesai serempak seluruh orang yang hadir di ruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun itu.

dan setelah itu ketua PBB mengatakan dalam pidato nya..
Hari ini Saya merasa sangatlah Malu terhadap Diri saya sendiri karena saya baru saja disadarkan betapa penting na linkungan dan isi nya disekitar kita oleh Anak yang hanya berusia 12 tahun yang maju berdiri di mimbar ini tanpa selembar pun Naskah untuk berpidato, sedang kan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh assisten saya kemarin. Saya … tidak kita semua dikalahkan oleh anak yang berusia 12 tahun ”
Cerita ini benar-benar terjadi dan pidato severn Cullis-Suzuki itu benar-benar pidato yang dikatakan nya dalam pidato tersebut tanpa dilebih-lebihkan.
***
 

Siapa dia sebenarnya? Severn hanyalah seorang wanita biasa yang memiliki kepedulian luar biasa. Dilahirkan dan dibesarkan di Vancouver, Kanada, wanita keturunan Jepang-Kanada ini dikenal sebagai seorang aktivis, pembicara, pembawa acara TV, dan juga pengarang buku. Rupanya kepeduliannya tentang lingkungan ini ia dapatkan dari sang ayah yang juga merupakan aktivis lingkungan. Terlalu sering melihat dan mendengar kepedulian sang ayah tentang bumi telah membuat hati nurani lulusan Yale ini ikut terketuk.
Kepeduliannya pun menjadi nyata saat Severn mendirikan ECO (organisasi sekelompok anak yang mendedikasikan diri untuk belajar sekaligus mengajari anak-anak muda lainnya tentang masalah lingkungan hidup) pada umur 9 tahun. Severn berhasil mengumpulkan dana agar bisa ikut menghadiri KTT lingkungan hidup di Rio de Janeiro. Di situlah Severn muda berpidato tentang lingkungan hidup dari perspektif anak-anak.

Pidatonya memang diucapkan dengan bahasa sederhana, namun perkataannya tersebut berhasil menuai reaksi luar biasa. Setidaknya ribuan orang terdiam saat mendengar Severn bicara, pikiran-pikiran orang picik terbuka, dan tepukan tangan tanda dukungan berhasil diraih begitu pidato berakhir. Dalam waktu sekejap, video yang menayangkan pidatonya menjadi populer dan dari kejadian tersebut, Severn mendapat julukan "The Girl Who Silenced the World for 5 Minutes" (Gadis yang membungkam dunia selama 5 menit).

Suara dan kepedulian Severn pun tak sia-sia. Usaha dan kepeduliannya mendapat penghargaan Global 500 Roll of Honor (penghargaan bagi prestasi membanggakan yang berhasil diraih oleh pribadi maupun organisasi lingkungan hidup) yang diterimanya pada tahun 1993 lalu dari UNEP (United Nations Environment Program). Pada tahun yang sama, Severn meluncurkan sebuah buku bertajuk TELL THE WORLD yang dipublikasikan oleh Doubleday. Buku setebal 32 halaman ini dibuat sebagai panduan bagi para keluarga agar mereka menjalani kehidupan yang 'ramah lingkungan'.

Pembawa acara SUZUKI'S NATURE QUEST (sebuah seri televisi yang ditayangkan oleh channel Discovery pada tahun 2002) ini juga sempat membantu melaunching sebuah organisasi bumi berbasic internet yang bernama The Sky Project. Melalui organisasi tersebut, Severn dan para anggota lainnya mengumumkan ikrar mereka yang bertajuk "Recognition of Responsibility" dalam rapat World Summit on Sustainable Development di Johannesburg pada Agustus 2002.

Meski tahun 2004 The Sky Project dibubarkan karena Severn harus fokus kembali pada studinya di University of Victoria untuk mempelajari etnobotani, namun suaranya untuk mendukung kesejahteraan lingkungan tak pernah berhenti berkumandang. Salah satu kalimat pernyataan dalam pidato 5 menitnya, "Ini bukanlah akhir dari dunia", bahkan dijadikan inspirasi lagu oleh DJ asal Perancis, Laurent Wolf, pada tahun 2010 ini. 
***
David Takayoshi Suzuki adalah ayah dari severn suzuki. lihatlah, anak luar biasa dididik dan dibesarkan oleh orang tua yang luar biasa pula. jika saya, atau kalian yang membaca ini menghayalkan hal luar biasa yang akan dilakukan anak kita nanti, maka menjadi luar biasalah…
tidak harus menjadi seperti David Takayoshi Suzuki, tapi setidaknya kita sadar, apa yang akan dilakukan anak kita, adalah apa yang pernah ia lihat dalam hidup. Ia (anak kita kelak) tidak mungkin begitu menyukai dan memikirkan lingkungan hidup jika ia belum pernah tahu apa dan bagaimana lingkungan hidup ini. Ia tidak mungkin memimpikan kedamaian (no wars) jika ia tidak tahu apa itu perselisihan dan perdamaian. ia tidak akan bercita-cita menjadi seorang polisi jia ia tidak pernah mengetahui sosok polisi. Ia tidak akan mudah berbagi dengan sesama, jika ia tidak pernah melihat dan merasakan rasa berbagi.
lalu, jangan berputus asa untuk menjadikan anak kita luar biasa hanya karena kita tidak mampu menjadi luar biasa. jadilah orang tua yang luar biasa, bukan untuk diri kita tapi anak kita kelak. bukan untuk membuat kita bangga terhadap dia suatu hari nanti, tapi untuk kebaikan anak kita sendiri.


  • Share:

You Might Also Like

0 comments