saya memang seperti ini!

By Padd - Wednesday, April 04, 2012

bagaimana perasaan kalian jika kalian sedang mengekspresifkan seasuatu lalu tiba tiba ada makhluk yang berpikiran negatif tentang cara anda berekspresif?? gondokan kah, marah kah, atau biasa biasa saja??

inilah yang terjadi pada diri saya kemarin. makhkuk itu mengatakan bahwa saya hanya cari sensasi. spadaaaa?? saya cari sensasi apa?? beginilah saya. this's my self. seseorang yang selalu mengekspresifkan kegembiraannya secara berlebihan. mengarah kepada kegilaan dan kesintingan (kalau tidak percaya bisa tanyakan langsung pada teman saya syarifah :p)

'hey, saya begini sejak dulu. tapi kenapa baru komentar sekarang? kenapa baru komplain sekarang? di saat saya mulai nyaman untuk berekspresif secara liar di hadapan anda? apakah anda tahu kenapa saya memberanikan diri untuk berekspresif liar di depan anda?? karena saya pikir anda sudah tahu sifat dibalik 'kependiaman' saya. saya pikir anda sudah tahu bahwa saya itu gila di saat senang maupun stress. saya pikir anda mengerti tentang cara berekspresif saya yang liar ini. tapi ternyata tidak! anda tidak tahu sama sekali tentang cara saya berekspresif! tentang cara saya membagi kebahagiaan yang memuncak! ternyata anda tidak tahu itu. dan kemarin anda merespon tingkah laku saya secara negatif, dengan mengatakan bahwa saya cari sensasi. sedangkal itukah pemikiran anda??' itulah sekelebat pemikiran yang tengah berayun ayun ria saat saya mendengarkan komentar makhluk itu. kecewa dengan apa yang dikatakannya.

dulu saya sangat membenci orang itu. ya, membenci tingah lakunya, cara dia memandang, cara dia mencari teman, dan lain lainnya.
tapi kebencian itu mengikis sedikit demi sedikit. lambat laun kebencian itu sirna seiring berjalannya waktu, di gantikan dengan rasa sayang. walaupun dia menjengkelkan, tapi saya berusaha untuk berpikiran positif. berusaha untuk memaklumi sifatnya yang mungkin memang tidak bisa dirubah. melapangkan dada jika ia menyindir saya, memberikan seulas senyum jika ia sedang berbicara tentang idolanya. saya berusaha untuk membuang jauh jauh kebencian itu, menbuang kebencian itu ke dasar laut paling dalam.

tapi apa??? lambat laun pun dia makin menjadi jadi. makin menindas saya. makin memperolok saya. kebencian itu datang lagi setengah tahun yang lalu. tapi awalnya saya tidak mempermasalahkannya. oh mungkin hanya kebencian sesaat saja. itu yang selalu saya katakan jikalau pikiran negatif mulai menguasai otak.

tapi ternyata tidak. rasa aneh pada dirinya mulai muncul. saya merasa bahwa dia mulai menumbuhkan lagi rasa benci itu. dan saat ini puncaknya. di saat rasa jengkel saya mulai mengikis. semua telah terungkap oleh kata kata singkat namun memilukan itu. topengnya telah terlepas dan terhempas dari panggung sandiwara. semuanya jelas sudah. dia masih menyimpan kebencian dalam dirinya. dan mungkin dia tidak pernah menghilangkan kebencian itu?? entahlah. saya tidak ingin menanyakannya 'lagi'.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments