It’s simple just like you --- > Part 1

By Padd - Sunday, April 01, 2012




Title : It’s simple just like you
Author : Lee Ha kyo (Fadlun Nida)
Main cast : Jung eun hye (imaginary), Lee jinki
Support cast : Jesicca, kim kibum, Lee hyun won
Length : Sequel
Genre : Romance, Humor, life
Rating : -15


Author Pov

Di salah satu SMA terkenal di Korea Selatan yaitu Incheon High School, ada seorang yeoja manis bernama Jung eun hye. Tapi sayang walaupun berparas manis tapi perangainya benar- benar tak karuan.  jail, cerewet dan sedikit bodoh dalam pelajaran.

Namun walaupun perangainya seperti itu, tapi sebenarnya hatinya begitu baik. Hanya saja ia menyembunyikan semua sifat baiknya. Namun mengapa? Entahlah… mungkin karena ia tak mau sesuatu di masa lalu itu kembali menikamnya hanya karena kepolosan dan kebaikannya.



Masih dalam lingkungan sekolah yang sama, ada seorang namja bernama Lee Jinki. Sangat tampan. Itulah komentar setiap yeoja yang melihatnya. Namja normal pun mengakui hal itu, apalagi namja yang tidak normal. Hahaa.. dia juga mempunyai sifat yang dingin. Tak seperti Eun Hye.

Dan entah kebetulan atau tidak mereka mempunyai beberapa hal yang sama antara lain sama- sama lahir di bulan Desember. Eun Hye lahir tanggal 1 Desember dan Jinki lahir tanggal 14 Desember. Mereka juga satu kelas dan rumah pun saling berdekatan. Namun sayangnya mereka tak pernah satu pikiran, selalu bertengkar seperti kucing dan anjing. Hal itu karena Eun Hye selalu membuat onar kelas dan menyusahkan Jinki sebagai ketua kelas untuk mengatur cacing kepanasan yang satu ini.

~~~~~---------~~~~~

‘’Jika kau tidak lulus dalam ujian kali ini, maka aku akan memanggil orang tuamu dan memberikan mereka surat rehabilitas untukmu! Encamkan itu Jung Eun Hye! Aku tak pernah bermain main dengan kata- kataku!‘’ bentak seongsennyim. Dan kata- kata itu di alamatkan kepada murid kacaunya yang berdiri di depan sambil mengunya permen karet, memamerkan wajah innocent.

Ia pun keluar dari kantor dengan wajah cemas. Bagaimana tidak? Jika ia tidak lulus ‘lagi’ dalam ujian kali ini maka rumah rehabilitas ganjarannya.

‘’Ottoekhe?? Ottoekhe? Ottoekhe? Menyentuh buku pun aku alergi, bagaiman bisa belajar? Aissshh… sincha.. ‘’ gerutu Eun hye sambil berjalan di koridor.

Saking sibuknya ia dengan pikirannya, dia tak melihat seorang namja yang berjalan membawa tumpukan buku di tangan besarnya. Dan…..

‘Buuuukkk’

Buku itu seketika terhempas ke lantai putih bersih yang dingin, berhamburan di sana sini. Membuat formasi abstrak yang tak ada artinya.

‘’ yaaa!! Jung Eun Hye! Apakah kau tak punya mata?! Atau mau ku pinjamkan kacamataku agar bisa melihat dengan jelas?! Dasar pabbo! ‘’ gerutu namja itu dengan oktaf yang meninggi tentunya.

‘’Yaa!! Aku tak sengaja pabbo! ku pikir buku itu berjalan sendiri tanpa ada orang yang membawanya. Tapi tenyata ada namja gila yang membawanya.. ‘’ balas Eun hye menggunakan lelucon yang sama sekali tidak lucu di mata namja itu.

‘’Mwo ??! Pa.. pabbo katamu? Yaa!! Kau tak tahu aku?! Aku Lee Jinki murid terpandai dengan IQ tertinggi di sekolah ini! Dan kau mengataiku pabbo?? apa kau tak sadar bahwa kau mengatai dirimu sendiri?! Dan kata ‘gila’ itu lebih cocok untukmu’’ ujar Jinki dingin. Kemudian melesat pergi bersama buku buku mengerikan itu.

~~~~~_____~~~~~

Jung Eun hye pov

Mwo..?? sudah jam setengah 7?? Aisshh… Mengapa eomma tak membangunkanku? Akupun langsung menyeret diriku ke kamar mandi.

Dan bukannya mandi, aku malah tertidur di ruangan kecil ini. Dan alhasil aku hanya mencuci muka dan menggosok gigi. Mandi? Tak ada di jadwalku jika keadannya sudah segenting ini. Masa bodoh dengan mandi. Aku tak akan mati jika tak mandi sehari saja.

‘’Eomma aku pergi dulu.. annyeong’’ kataku sambil berteriak di ambang pintu.

‘’ne, hati- hati di jalan. Jangan lupa bawakan eomma nilai sempurna nanti’’ kata eomma tanpa melihat kearahku.

Aku pun mengambil sepeda kesayanganku dan melesat kencang. Untung saja sekolahku tak terlalu jauh. Sebenarnya eomma menyuruhku untuk memakai mobil kesayangan almarhum appaku. Tapi aku sama sekali tak berminat untuk menaikinya. Untuk apa? Sekolahku dekat dan aku juga tak mau selalu terbayang bayang sosok appaku yang sudah meninggal.

‘’jangan lupa bawakan eomma nilai sempurna nanti..’’ aiisshh.. kata- kata eomma tadi masih terngiang-  ngiang di telingaku. Menari nari di sela sela gendang telinga. Ottoekhe? tadi malam aku memang belajar. Tapi baru saja satu lembar kertas yang kubaca, mataku sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Menyuruhku untuk merebahkan diri di atas kasur yang terlihat menggiurkan malam itu.

Hhhh.. akhirnya sampai juga di sekolah. Ternyata naik sepeda itu cukup melelahkan juga walaupun jaraknya tak terlalu jauh. 

I’ll leave the door on the latch if you ever come back…
There’ll be a light in the hall and a key under the mat if you ever come back…

Omoo… aisshh bikin kaget saja. Sebaiknya aku  menonaktifkan getarannya.

Lee hyun won is calling you

Hyun won? Menelfonku sepagi ini? Tak seperti biasanya.

‘’yeobboseyo.. waeyo hyun won-ah??’’ kataku kepadanya.

‘’yaa!! Palliwa! Kau terlambat pabbo! Park seongsinnyem ada dibelakangmu sekarang! Sedang menuju kelas! Cepat masuk jika kau tak ingin di bunuhnya!’’ Teriak Hyun won di telfon. Suaranya sudah mulai naik beberapa oktaf. Padahal dulu dia tak bisa berteriak seperti itu. Suaranya selalu halus. Tapi berkat bimbinganku suaranya jadi bisa lebih menggelegar (?) O.o

tapi apa yang barusan dia bilang? Guru killer itu ada di belakangku? Aissshh… benar. Lebih baik aku segera ke kelas jika masih ingin hidup. Walaupun aku nakal tapi maaf maaf saja, aku pantang untuk membantah orang tua.

~~~~~_____~~~~~

Author pov

‘’Baiklah. Waktu mengerjakannya di mulai dari sekarang..’’ kata Park seongsennyim di sela sela ujian.

‘’ Jweisonghamnida,  aku terlambat’’ kata seorang namja yang tengah membungkukkan badannya di pintu.

‘’Aigoo.. Lee jinki, kenapa kau bisa terlambat? Baru kali ini kau terlambat’’ kata Park seongsennyim.

Apaa? Lee jinki? Terlambat? Ada apa dengannya? Pasti itu pertanyaan pertanyaan yang sedang di pikirkan siswa- siswa lain di kelas itu.

Namun tidak dengan Eun hye. Ia tidak sedang memikirkan pertanyaan pertanyaan tadi. Namun ia sedang memikirkan bagaimana caranya ia bisa lulus dalam ujian ini.

‘’ban mobilku tadi kempes. Jadi terpaksa aku harus menunggu tukang reparasi untuk membawanya’’ itulah jawaban Jinki.

‘’Cihh… rumah sebegitu dekat, tapi bawa mobil? Dasar namja manja’’ kata Eun hye dalam hati.

‘’jeogiyo seongsinnyem.. aku ingin ke toilet sebentar’’ kata Eun hye tiba tiba.

‘’palliwa! Jangan sampai kau membuat pelampung di kamar mandi, Eun hye’’ kata seongsinnyem yang di ikuti suara gelak tawa siswa lainnya.

‘’Aisshh.. padahal itu memang tujuanku tadi’’ gerutu Eun hye dalam hati.

‘’ jeogiyo seongsinnyem.. aku juga ingin ke toilet sebentar. Membasuh mukaku’’ kata Jinki dan langsung melesat ke toilet.

Jung Eun hye pov

‘’Aissshh... ottoekhe?? Aku tidak tahu satupun jawaban dari semua pertanyaan rumit ini. Bisa bahaya kalau aku tidak lulus. Aku tak mau masuk rumah rehabilitas! Tidak ada tv, game, sepeda, makanan enak. Aisshh,, sinchaaa.. ‘’ aku menggerutu sambil menggeleng gelengkan kepalaku.

Dan tiba tiba aku melihat siluet tubuh seseorang di balik toilet cowok yang tak tertutup.  Tatapannya kosong dan matanya sedikit merah. Dan omoo.. itu Jinki. Ya, benar itu Lee Jinki. Tapi sedang apa dia di situ? Bukannya dia sangat pantang ke toilet jika sedang ada ujian? Ahh… masa bodoh, buat apa aku memikirkannya.

Tapi tunggu dulu. Kemarin aku lecet di tangan dan di kaki karena bertabrakan dengannya. Aku terpeleset. Kaki ku lecet dan sikuku terkena paku di tempat duduk dekat koridor itu. Dan itu semua gara gara Lee jinki!
ini kesempatan bagus. Aku bisa menyalahkannya dan menyuruhnya untuk memberikanku contekan. Assaa.. aku benar benar pintar kalau sudah menyangkut hal- hal yang seperti ini. Aku pun mulai berjalan kearahnya dengan langkah yang sangat pelan. Takut jika suara hentakan kakiku bisa dicurigai orang. Tapi memangnya aku mau membunuh apa? O.o

‘Yaa!! Lee Jinki!’’

Lee Jinki pov

‘’Yaa!! Lee Jinki’’ teriak seorang yeoja. Tapi itu terdengar seperti suara bisikan. Bukan teriakan. Dan  Omoo… itu Eun hye. Jung Eun hye. Sedang apa dia di situ? Oh iya, tadi dia meminta izin untuk ke toilet. Tapi untuk apa dia berjalan kearahku? Apakah ia melihatku menangis tadi?

‘’Ada apa memanggilku? Aku tak sedang ingin beradu mulut denganmu’’ kataku dingin.

‘’Yaa!! Aku hanya ingin meminta pertanggung jawabanmu! ‘’

‘’Mwoo? apa yang kau katakan? Pertanggung jawaban? ujung rambutmu saja tak pernah ku sentuh, bagaimana aku bisa menghamilimu?’’ Kataku protes.

‘Pletaakk’ dia memukul kepalaku.

‘Auu… yaa! Berani sekali kau memukul kepalaku! Eommaku saja tak pernah memukul kepalaku!’

‘Aigoo..  ternyata kau diam diam merayap. Ckck.. di depan terlihat cool, tetapi di dalam otakmu sama saja seperti namja lainnya. Yadong.’’ Katanya dengan memasang muka terkejut.

‘mwo?? Apa kau bilang? Yadong? Kemarin kau mengataiku gila dan sekarang yadong?? Sincha.. aisshh..’’ teriakku di depannya.

‘'sudahlah.. tak usah membahas itu lagi. yang penting kau harus mempertanggung jawabkan luka ini’’ katanya sambil menunjukkan luka lecet di siku dan lututnya.

‘'yaa!! Kapan aku melukaimu? Jangan memfitnahku Eun hye!''

‘’Hahh? Memfitnahmu? Aku tak pernah ingin memfitnahmu. Ini fakta. Trully fact. Kemarin kau menabrakku dan membuat sikuku terkena paku dan membuatku terpeleset’’

‘’yaa! Itu karena kau tak lihat ada aku di depanmu dan….’’

‘’Aisshh… kau benar benar cerewet jinki-ssi. Pokonya aku tak mau tahu. Kau harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu ini. Kalau kau tak mau, aku akan terus berceloteh di sini dan tak akan membiarkanmu pergi ke kelas dan menyelesaikan ujian’’

Mwoo??! Tadi dia memfitnahku dan sekarang dia mengancamku?? Dasar yeoja licik. Hhh.. kali ini kau menang. Aku tak mau ketinggalan ujian hanya karena berdebat denganmu.

‘’Arrashoe… apa yang kau inginkan?’’

‘’berikan aku contekan’’

‘’Mwoo?? Contekan?? Yaa! Aku tak pernah menyontek atau memberi contekan seumur hidupku! Andwae!’’ teriakku panik sambil mennyilangkan tanganku di hadapannya. Tanda tak setuju.

‘’Kuraee.. jika itu yang kau mau, maka aku akan menguncikanmu di toilet ini, dan kau tak akan mengikuti ujian hari ini. kau tahu kan seberapa pintarnya aku dalam mejahili orang??’’

‘’Aisshhh… arrashoe, arrashoe… aku akan memberikanmu contekan’’

‘’Asssaa… itu baru tetangga yang baik’’ katanya senang.

‘’Cih.. aku tak pernah  menganggapmu sebagai tetanggaku’’ jawabku sinis.

‘’terserah apa katamu! Yang penting kau harus memberikanku contekan. Kajja.. kita kembali ke kelas sebelum ‘ujian’ berakhir’’ dia menekan kata ujian. Ingin membuatku takut.

~~~~~______~~~~~

Author pov

‘’sssutt.. sssutt.. Jinki-ahh! Nomer 1 sampai 5 apa?’’ terdengar suara bisikan dari seorang yeoja yang sedang menanyakan jawaban.

‘’A, B, D, C, A’’ jawab Jinki tak kalah pelan.

Eun hye tersenyum. Senyuman puas karena telah berhasil mengancam Jinki.

‘’Jinki-ahh.. ssutt.. ssutt’’ panggil Eun hye lagi.

‘’Ehhemm… Jung Eun hye! Jika kau ingin menyatakan perasaanmu kepada Lee Jinki, jangan sekarang. Kita sedang ujian’’ tegur seongsennyim dan lagi lagi di ikuti oleh gelak tawa seluruh siswa. Jinki? Bergidik ngeri saat mendengarnya.

‘’mwoo??! Ti.. tidak, aku hanya ingin meminjam pengapusnya saja’’ jawab Eun Hye kaget.

‘’Siapa juga yang ingin menyatakan perasaan kepadanya? Sampai mati pun aku tak sudi’’ Kata Eun hye lagi. tapi kali ini di dalam hati.

Eun hye telah mengerjakan hampir semua soal soal di ujian itu. Berkat bantuan dari Jinki tentunya. Dan sekarang sisa nomer 13 yang belum di isinya.

‘’Jinki-ahh.. nomer 13 apa??’’ tanya Eun hye berbisik.

‘’apa? Nomer berapa yang kau bilang?’’

‘’Nomer 13..’’

‘’Oohh.. jawabanku D’’ jawab Jinki

‘’Apa?? Jawabannya B?’’

‘’jawabannya D bukan B’’

‘’Jawabannya  B?’’

‘’Yaa!! Eun hye-ahh! Jawabannya D pabbo!! mana mungkin B! option B sangat menyimpang dengan pertanyaannya. Itu soal yang paling mudah, masa kau tidak bisa mengisinya sendiri??!’’ teriak Jinki kesal. Kali ini benar benar teriakan seorang Jinki, bukan bisikan belaka.

Semua siswa di kelas sekarang sedang memandangi Jinki dengan terkejut. Tidak percaya bahwa Jinki sedang memberikan contekan kepada teman sekelas mereka. Dan lebih terkejutnya lagi mereka, karena orang yang diberi contekan adalah Eun hye. Seorang Jung Eun hye. Musuh bebuyutannya.

Eun hye pun hanya tertunduk dan menggigit bibirnya. Di remasnya pensil yang ada di tangan kirinya.

‘’Dasar namja pabbo!!! kenapa dia harus berteriak sihh?? Semua orang sedang memandang kita pabbo!! aisshh… sinchaa!!’’ Kata Eun hye dalam hati. Sangat frustasi.

‘’Jung Eun hye! Lee Jinki! Kalian bekerja sama dalam mata pelajaranku??! Segera ke ruanganku sekarang! Dan anak anak yang lain tetap melanjutkan ujian kalian’’ teriak seongsinnyem galak.

~~~~~_____~~~~~

Jung Eun hye pov

‘’yaaa!!! Kau mau mati yaa??!! Kenapa tadi kau berteriak haa?? Kita ini sedang menyontek, bukan lagi kerja kelompok Lee Jinki!’’ teriakku marah marah kepada namja yang ada di sampingku ini.

‘’yaa!!! Itu semua karenamu!! Dari tadi aku sudah bilang D sampai mulutku bebusa, tapi kau tetap saja menyerukan huruf B!! aisshh… kalau aku tahu akan jadi begini, aku tak akan menuruti permintaan konyolmu’’ jawabnya tak kalah geram.

‘’Yaaa!!! Sudah! Jangan berkelahi terus! Kalian ini sedang di ruangan guru! Jangan membuat onar!’’ Kata Park seongsinnyem dengan oktaf yang sedikit dinaikkan.

‘’Ne, seongsinnyem. Jweisonghamnida..’’ kataku bersamaan dengan Jinki.

‘’hhh… apa kalian pikir menyontek itu baik?? Aku kecewa pada kalian berdua. Kau, Jung Eun hye.. dari kelas 1 kau selalu saja menyontek. Tapi anehnya kau selalu ketahuan olehku, ternyata keahlianmu belum juga meningkat. Dan jangan pernah mengulanginya lagi. kau sudah mau lulus Eun hye… tak bisakah kau menempelkan image gadis baik dalam dirimu tahun ini saja?? Berhentilah berbuat onar. Aku sebagai wali kelasmu selama 3 tahun ini sudah benar benar capek mengurusimu’’ kata Park Seongsinnyem. Dia sepertinya sedang curhat (?) xD

Lee jinki terlihat sedang tersenyum di sampingku. Senyum meledek sepertinya. Aisshh.. awas kau Jinki-ahh.

‘’dan kau Lee Jinki!! Aku benar benar kecewa denganmu. Kenapa di saat saat kau sudah mau lulus, kau malah membuatku memandangmu sebagai anak yang kurang baik?? Setahuku kata ‘menyontek’ atau ‘memberikan contekan’ tidak ada di kamusmu. Tapi mengapa kau malah mencantumkan sifat tidak baik itu di dalam kamusmu? Aku benar benar kecewa’’ kata Seonsinnyem lagi yang membuat senyum meledek di bibir Jinki sirna. Tergantikan oleh wajah terkejut.

‘’Kundae seongsinnyem.. aku tidak mau menyontek kalau….’’ Kata kata Jinki seketika terhenti saat aku menginjak kakinya. Dan…

‘’Auuuu..’’ itu suara yang keluar dari mulutnya.

Dia menatapku seolah olah bertanya ‘’Waeyo?’’ aku pun menatapnya geram seolah olah mengatakan ‘’jangan bilang apa apa jika kau tak mau mati!!’’ tatapannya seketika berubah menjadi kesal.

‘’jadi, sepertinya rumah rehabilitas tak cocok untukmu Eun hye-ahh.. aku akan mengirimkanmu seorang guru privat..’’ sahut seongsinnyem di sela sela perkelahian ‘mata’ ku dengan Jinki.

‘’gu.. guruu?? Bukan di rumah rehabilitas?? Omo kamsahamnida..’’ jawabku senang sambil membungkukkan badanku.

‘’dan kau Jinki.. aku akan memberimu hukuman..’’

Assaa… rasakan itu Jinki. Hihiiii…

‘’mwoo??? Hukuman?? ta.. tapi aku tak pernah diberikan hukuman satu kali pun seongsinnyem.. mohon jangan hukum aku..‘’  katanya memelas. Menunjukkan puppy eyesnya. Dan itu terlihat lucu. Omooo!! Apa yang aku pikirkan?? Tidak.. tidak.. aku tak mungkin memperhatikannya!

‘’walaupun kau anak yang selalu meraih prestasi terbaik, tetapi peraturan tetaplah peraturan. Kau sudah melakukan kesalahan dan harus di berikan hukuman’’ kata seongsinnyem.

‘’hukuman apa yang kau berikan untuknya seongsinnyem?? Tanyaku antusias. Benar benar senang melihat Jinki terkejut nanti.  

‘’Kau akan menjadi guru privat Jung Eun hye sampai ujian kelulusan tiba..’’

‘’MWOO?? Gu.. guru privat..??’’

TO BE CONTINUE

  • Share:

You Might Also Like

1 comments

  1. keren fadlun.....,,,
    kapan lanjutannya???
    secepatnya yo'
    keren,keren :bd

    ReplyDelete