Untitled

By Padd - Saturday, February 11, 2012

Bau itu. bau semerbak yang membuatnya betah tuk berleha- leha di tempat asing yang entah di mana. ya, tempat indah yang penuh dengan padang rumput hijau- yang mampu menggelitik sekujur tubuh saat dia mulai merebahkan tubuh rapuhnya.

Tanah lembab akibat guyuran hujan mampu menembus batang serta rongga hidung mungilnya. membuat bibirnya sektika terangkat membentuk seulas senyuman manis. ia pun mencoba tuk menghirupnya lebih dalam hingga ia merasa rongga dadanya tak lagi terasa sesak.

Tapi tunggu! apa yang baru saja ia katakan? guyuran hujan? namun mengapa padang hijau itu tak berair sama sekali? rumput- rumput hijau yang menjulang keatas itu terlihat kering dan berdiri tegak berderet bak tentara yang sedang berbaris.
dan memang benar! saat ia menyentuh rumput- rumput ilalang tersebut dengan jari lentiknya, tak setetes airpun hinggap di telapak tangan maupun di jari- jarinya.

Hhh... entahlah. ia terlalu senang untuk berpikir keras mengenai keganjalan itu. takut jika ia berusaha berpikir, maka kesenangan itu akan seketika menghilang dalam benaknya.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments