Bisa dibilang hari ini adalah hari paling menyenangkan selama semester 5 dimulai. bagaimana tidak, dengan kedatangan Rendy ke Malang, membuat saya bisa membuka topeng sejenak dan memperlihatkan sifat asli yang memang tidak diketahui teman-teman kampus. Saya yang selalu terlihat diam dan lebih banyak mendengarkan berubah menjadi pribadi yang tertawa sangat kencang dan bersemangat dalam bercerita lucu memakai logat Palu yang sangat kental. Ohh, tidak perlu khawatir berbicara kelewatan dihadapan Ukang dan Rendy, karena tahu sendiri kan, Rendy dan Ukang juga bicaranya ceplas-ceplos hahahaa. Pembahasan kita melebar kemana-mana, bicara A sampai Z tidak ada hentinya. lelucon yang mereka utarakan juga sangat klik dengan selera humor saya, membuat hati senang tiada habisnya. Yaaa mau dibagaimanakan lagi, pertemanan 6 tahun pasti lebih membuat nyaman ketimbang pertemanan yang baru saja saya bina. terlebih lagi saya tipikal yang sulit untuk merasa nyaman dengan orang baru. Sungguh, Rendy dan Ukang pasti punya banyak pahala karena selalu membuat orang tertawa dan senang tiada tara.

Tapi, dibalik kesenangan itulah saya lupa akan komitmen yang telah dibuat dengan diri sendiri. Karena sudah bagaikan saudara, jadi merasa untuk tidak perlu membatasi diri. Apalagi ketika hal yang paling saya khawatirkan terjadi: menolak pergi ke karaoke. Padahal sebelumnya saya dan kak Cyntia sudah pernah membahas ini beberapa minggu yang lalu. Dan betapa dengan bangganya saya bilang ke kak Cyntia bahwa "saya mah ga suka ke karaoke, ngabisin duit". Saat ditawari pun, padahal masih punya pilihan untuk menolak. Teman-teman pun pasti paham kenapa saya menolak. Dan hal yang sebenarnya paling ditakutkan terjadi, saya sangat bersemangat ketika menyanyi-nyanyi ria. Jadi ketagihan pengen kesana lagi, wahahaa.

Mungkin kalian yang membaca, bisa jadi berpikiran "ahh, tidak apa-apa, kan sekali-kali". atau "ah, tidak apa-apa, Allah mengerti kok, kan baru belajar hijrah". Nah, ini dia sebenarnya tanggungan terbesarnya. saya sudah berkomitmen untuk hijrah. jadilah punya ikatan tentang janji yang dibuat sendiri. Rasa malu itu sungguh ada ketika janji tersebut saya ingkari. Kalaupun ada yang bilang, "makanya kalau ingin berubah, tidak perlu langsung berkomitmen ingin hijrah, kan repot tanggung feeling guilty-nya". yaa tidak bisa begitu juga sih, karena menurut saya komitmen itu penting sebagai reminder untuk tetap teguh pada pendirian. karena dengan adanya komitmen itu, jadi malu untuk berlaku diluar jalur. samalah kayak pakai gamis, jadi malu juga sih kalo sudah pake beginian, tapi saya sholatnya astaghfirullah telat terus wahahaa. walaupun Allah swt maha pemaaf, masa iya saya manfaatin terus janji Allah tersebut. 

Saya menulis kegalauan ini, bukan berarti istilahnya saya mengharamkan orang yang ke karaoke yaa. Menurut saya menyanyi di tempat karaoke itu sama seperti rokok. Ada yang berpendapat haram dan ada pula yang berpendapat tidak. Jika kita menganut paham haram, yaa itu berarti keputusan kita untuk tidak merokok. sama seperti karaoke, karena berhubung saya menulis list karaoke pada bagian yang sebaiknya dihindari, jadilah saat ini merasa galau. bagi yang tidak me-list karaoke pada bagian yang ingin dihindari, yaa bebas saja bernyanyi ria, asalkan masih batas wajar, dalam artian waktu sholat yaa sholat, jangan nyanyi mulu hahaha. 

Walaupun sedang diselimuti kegalauan akan satu perkara ini, saya tidak bisa membohongi diri bahwa  senangnya berasa sekali pas nyanyi di karaoke. Apalagi ditambah kedatangan Rendy, Ukang, Mirni yang melengkapi suasana kegembiraan. flashback ke jaman SMP dan SMA pun tak dapat dihindari. Terlepas dari saya yang gagal melewati ujian "tidak ke karaoke" kali ini, mereka sungguh membuat mood baik kembali. teimakasihh Ren, Kang, Ni yang sudah menyempatkan waktunya menghibur kita-kita yang sedang dilanda banyak tugas. Semoga saat kita berjumpa lagi, rasa kebersamaannya masih tetap sama, tidak ada rasa canggung apalagi rasa tidak saling kenal.