(Jika ingin mengerti curhatan tak berfaedah ini, silahkan membaca part 1 lebih dahulu wkwk, sok sekali yaa, kayak ada yang baca saja)
Sebenernya inti cerita dari kejadian masuk IGD ialah saya jadi sadar kalo ternyata manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. for your info, saya itu suka ngapa-ngapain sendiri. beli makan sendiri, perbaiki motor sendiri, pergi dokter sendiri waktu sakit, ngurus ini-itu sendiri, terlebih lagi paling tidak suka minta tolong ke orang lain (kecuali ke Jiong). ibu juga bilang kalau saya itu suka buat sengsara diri sendiri, saking ga mau minta tolong. Alasannya yaa karena kalau sudah merasa punya hutang budi, saya ga tahu bedanya mana balas budi ke orang itu, mana yang ternyata saya hanya disuruh-suruh. jadi saat saya berhutang budi ke orang, minta tolong apapun orang itu, pasti saya ladeni dan saya ga tahu batasannya, mana yang minta tolong-mana yang ternyata mereka sudah manfaatin saya (based on true story).
Tapi sehabis kejadian ini, saya jadi sadar kalau ternyata saya ga boleh gitu. siapa lagi yang mau tolongin saya, kalau bukan orang-orang di sekitar. kalau takut akhirnya dimanfaatin, saya seharusnya belajar untuk menolak hal-hal yang saya rasa keberatan untuk lakukan. the key is to learn how to say No when you think that they've already cross the line. Karena saat saya merasa mereka minta tolong padahal bisa dilakukan sendiri atau minta tolongnya sudah berlebihan, saya juga harus ingat sih, tidak semua orang bisa ngelakuin semuanya sendiri.
Saya juga jadi sadar, kalau selama di perantauan, i don't make any new friends yang bisa ditelepon pas lagi susah. Waktu di rumah sakit, saat ka Cynthia nyuruh saya buat telepon salah satu teman buat beliin bubur (karena sama sekali belum makan habis muntah-muntah), sumpah kebingungan sekali mau telepon siapa. lama sekali saya tatap kontak di handphone, siapa yaa yang harus ditelepon? sekali lagi kak Cynthia nanya, "dek, ayo telepon aja, kamu loh belum makan dari tadi". Tapi sumpah, saya sama sekali ga tahu siapa yang harus ditelepon. Saya bukan Aulia yang teman-temannya saling meng-effortkan diri untuk membuktikan kalau mereka semua saling peduli. saya ga pernah benar-benar meng-effortkan seorang teman, jadinya untuk minta bantuan pun saya ga enak hati.
"Saya nda punya teman lagi kayaknya ka" kata saya sambil ketawa meringis menahan pusing dan mual. ada satu orang yang terpikir, namanya Riska. tapi sayang, saat ditelepon nomornya tidak terdaftar. Dan baru ingat kalau nomornya itu memang rusak. saya juga cuma punya kontak Line teman-teman dekat kampus. Disini juga jadi sadar kalau ternyata paketan internet benar-benar penting yaa wkwkwk. dan yang terakhir ada di pikiran adalah Hanny. saya pun telepon dia dengan tidak enak hati karena yaa Hanny pasti lagi sibuk ngerjain tugas apalagi dia tidak tahu naik motor (yang artinya kalau saya minta tolong dia, itu artinya saya ikut merepotkan Jihan, adeknya). Saat telepon pakai nomorku, Hanny tidak mengangkat, jadi saya mengasumsikan kalau dia memang sedang sibuk. tapi ka Cynthia sarankan kalau pake nomornya saja, siapa tahu kalau nomor tidak dikenal Hanny jadi tahu kalau ini urgent, dan alhamdulillah diangkat. Itupun setelah dia datang dan pulang lagi, saya beribu-ribu minta maaf sudah merepotkan.
Saat itu, Saya jadi iri sama orang-orang yang punya teman dekat yang bisa dimintai tolong tanpa adanya rasa tidak enak hati. Ka Cyka yang punya ka Erik saat dia sudah menyerah buat kerja tugas. Ka Cynthia yang punya ka Ayu yang bisa anterin dia kemana-mana karena ga bisa bawa motor. Terkadang, bisa ngapa-ngapain sendiri itu tidak selamanya bagus. kita jadi tidak enak hati mau minta tolong ke orang lain, dan kita jadi sering kesal dengan orang lain yang apa-apa harus ditolongin, padahal kan dosa, karena kemampuan orang itu beda-beda, kok yaa kita jengkel sih.
Tapi yaa, walaupun saya tidak punya teman dekat yang banyak, setidaknya saya punya Jiong; tempat curhat, mengeluh, dan mintai tolong walaupun ada rasa tidak enak hati (tapi karena sudah sering menyusahkan Jiong, rasa tidak enak hatinya tinggal sedikit wkwkwk), Masih punya Hanny dan Inong juga walaupun mereka sudah jauhh tinggalnya hikss. Pokoknya pesan moralnya, jangan terlalu tidak enak hati buat minta tolong, nanti pingsan di kosan wahahahaa.