It’s simple just like
you --- > Part 3
Title : It’s simple
just like you
Author : Lee Ha Kyo
(fadlun nida)
Main cast : Jung eun
hye (imaginary), Lee jinki
Support cast :
Jesicca, kim kibum, Lee hyun won
Length : Sequel
Genre : Romance,
Humor, life
Rating : -15
~~~~~_________~~~~~
Hembusan angin
malam serasa menusuk tulang rusuknya. Angin yang menerpa dirinya serasa
mencengkeram tubuhnya yang terlihat gemetaran. Ia merapatkan jaket cokelatnya.
Hatinya sedang kalut sekarang, sekalut cuaca malam itu.
‘’hhh..... “ ia mendesah.
Mengeluarkan uap putih yang membentuk formasi abstrak di udara.
Dan namja itu
kembali merapatkan jaketnya serapat mungkin. Sampai-sampai buku-buku jarinya
ikut memutih. Seolah-olah sedikitpun hembusan udara tak boleh hinggap di
badannya.
‘’aisshhh...
Jinki pabo! Jinki pabo! Kenapa tadi aku bisa melakukan hal seperti itu??! Di
luar akal sehat! Bagaimana kalau nantinya dia salah paham?? Aaargghh...’’
gerutu Jinki sambil meninju-ninju udara kosong dihadapannya.
Ya.. kejadian 1
jam yang lalu yang membuatnya uring uringan sejak tadi. Kejadian yang membuat
hatinya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Kejadian yang membuatnya
hampir gila. Kejadian yang ada diluar akar sehatnya. ‘kejadian aneh’ pikirnya.
Flashback start.
‘’Ya pabo! Bersihkan yang itu! Kotoran makanan
yang ada di meja itu juga harus segera kau buang!’’ Teriak Jinki pada Eun Hye
yang sedang membersihkan kamarnya.
‘’Ya! Ya! Ya! Kenapa kau menyuruhku untuk
melakukan semua ini??! ‘ya Pabo! Bersihkan yang ini! Ya pabo! Bersihkan yang
itu! Ya pabo! sapu yang ini! Ya pabo! Sapu yang itu!’ aku ini bukan
pembantumu!! Aku datang kesini untuk belajar. Study you know, study!!!” bentak
Eun Hye tak kalah keras dan langsung membuang sapu dan serok sampah yang
dipegangnya.
Karena capek menyapu dan berteriak Eun hye pun
membanting dirinya untuk duduk di pinggiran kasur Big size Jinki. Ia menunduk.
Mengatur napas sambil mengelus-elus dadanya “sabar Eun Hye, sabar. Kau sedang
menghadapi monster sekarang. Sabar..” kata Eun Hye dengan suara pelan namun tentu
saja masih bisa didengar oleh seorang Lee Jinki yang berada tiga meter darinya.
Jinki yang mendengar kata ‘monster’ pun langsung
tersentak dan seketika tersenyum sinis.
“monster katamu? Jadi kau ingin melihat sosok
monster yang ada pada diriku??” kata Jinki sinis. Ia lalu berjalan menuju
tempat Eun Hye dengan langkah kecil.
Mendengar hal itu, Eun Hye langsung mengangkat
kepalanya dan melihat ke arah Jinki yang sedang menuju tempat ia duduk.
Merasakan adanya sinyal bahaya, Eun Hye pun mundur perlahan-lahan menuju
pertengahan kasur itu.
‘’A...apa yang mau kau lakukan Jinki-ssi??’’ tanya
Eun Hye gugup.
Sedangkan orang yang ditanya hanya mengangkat bahu
dan tersenyum sinis seolah-oleh berkata ‘lihat-saja-nanti’
Akhirnya lutut Jinki mengenai pinggiran kasur itu.
Dengan senyum sinis yang mengembang, ia langsung menjorokkan kepalanya dan hidungnya
tepat mengenai hidung Eun Hye. Eun Hye yang melihat dan merasakan adanya
gesekan pada hidungnya, spontan menarik kepalanya kearah belakang. Sekarang, ia
dan Jinki sudah berjarak. 8cm. Ya, jarak yang dibuat oleh Eun Hye hanya 8cm.
Saking gugupnya, hanya kepalanya yang bisa menangkap adanya sinyal bahaya.
Sedangkan tubuhnya tak merespon apapun.
‘’a..apa yang mau kau lakukan??’’ kata Eun Hye
mengulang pertanyaannya.
‘’kau mengatakan bahwa kau sedang menghadapi
monster. Aku akan menunjukkan bagaimana sosok monster yang ada pada dalam
diriku sebenarnya..’’ jawab Jinki dengan senyuman sinis yang masih tetap anteng
membubuhi lekuk bibirnya.
Apa yang akan dilakukan Jinki? Sebenarnya tidak
ada. ia hanya ingin menggoda seorang Jung Eun Hye. Baginya melihat serangkaian
ekspresi yeoja itu sangat mengasyikkan.
Jinki menatap dalam-dalam mata hitam Eun Hye
sambil menahan tawa. Dengan segenap keberanian yang telah Eun Hye kumpulkan, ia
pun membalas tatapan Jinki. Ia menatap manik manik mata cokelat si namja. Dan
Degggg... Jinki yang melihat tatapan Eun Hye pun langsung memudarkan senyum
sinisnya. Jantungnya mulai berdetak tak karuan. ‘apa yang terjadi?’ tanya Jinki
dalam hati. Deruan napas Eun Hye yang berbau mint itu menerpa wajahnya. Bulu
romanya seketika bergidik. Tanpa sadar, ia memajukan wajahnya perlahan-lahan.
Berusaha mengurangi jarak diantara mereka.
Eun Hye yang melihat wajah Jinki semakin mendekat
pun langsung berkata ‘‘kita disini untuk belajar. Jadi, kapan kau bisa
mengajarkanku?’’
Mendengar pernyataan serta pertanyaan Eun Hye
barusan seketika membangunkan kesadarannya. dengan tenang ia pun tersenyum dan
membalas ‘’kita sedang belajar sekarang. Aku sedang mengajarkanmu bagaimana
caranya mengambil sikap saat seorang namja tampan mendekatimu’’
‘’Cihh.. namja aneh’’ kata Eun Hye sinis.
Jinki pun segera menarik kepalanya dan berdiri
tegak. “kau sangat buruk dalam mengambil sikap. Aku akan mengajarkanmu lain
kali. Setelah semua pelajaran UN telah kita pelajari tentunya. Tadi itu hanya
pemanasan” katanya lagi sambil tersenyum sinis.
‘’ya! aku tidak membutuhkan ajaran seperti itu.
Jadi,kapan kita akan mulai belajar Mr.Know it all?’’ kata Eun Hye sinis. Ia
menekan julukan barunya untuk Jinki. ‘Mr.Know it all’
‘’baiklah.. kita akan belajar malam ini. Aku akan
keluar sebentar untuk mengisi tenagaku.’’ Kata Jinki dengan nada datar. Kembali
ke sifat asalnya.
Flashback End.
~~~~~_________~~~~~
Di lain tempat,
Eun Hye juga sedang kalut memikirkan hal tadi. Sedari tadi ia hanya bersila
sambil menggoyang-goyangkan badannya ke kiri dan ke kanan.
“aiisshh...apa
yang dilakukannya tadi?? Memberikanku pelajaran? Pelajaran macam apa itu? Detak
jantungku jadi berdetak tak karuan!! Apa dia pikir melihat ekspresi gugupku
sangat lucu apa. Aku tahu sedari tadi dia menahan tawanya. Aaaghhh...” racau
Eun Hye tak jelas.
‘Ningnoong...
kleekkk...’ terdengar suara pintu yang terbuka.
“ahh.. itu pasti
Jinki” kata Eun Hye dengan nada yang bersemangat. Entahlah, mungkin ia kurang
nyaman jika sang empunya rumah meninggalkannya.
Eun Hye pun
bergegas untuk turun ke lantai 1. Namun, orang yang datang sangat terkejut saat
melihat Eun Hye yang berada di rumah itu. Eun Hye pun tak kalah tekejutnya saat
melihat sosok Ny. Lee yang menatapnya bingung.
“oh..
Annyeonghaseyo Ahjumma. Naneun Jung Eun Hye imnida. Tetangga anda sekaligus
teman sekelas Lee Jinki” kata Eun Hye memperkenalkan diri sambil membungkuk 90
derajat. Setelah itu ia menatap Ny.Lee dengan senyuman yang mengembang.
“aigoo.. tentu
saja aku tahu kau. Putri Ny. Eun Bin kan? lihat dirimu, sangat cantik seperti
ibumu. Apa kau berpacaran dengan si aneh Jinkiku?” tanya Ny.Lee to the point.
Eun Hye yang
mendengar hal itu pun terlihat agak panik dan langsung menggelengkan kepalanya
cepat serta mengibas-ngibaskan tangannya tanda ‘tentu-saja-tidak’
“a..anni. kita
tidak berpacaran. kita hanya sebatas teman. Teman jauh. Sangaat jauh. Aku
kesini karena Jinki diamanahkan oleh guru kami untuk menjadi guru privatku”
kata Eun Hye mencoba meluruskan semuanya. ‘yang benar saja! Berpacaran? Dunia
akan terbalik!’ racau Eun Hye dalam hati.
“chongmal??
Aishhh... padahal aku sangat ingin jika Jinki mendapatkan pacar secepatnya.
Apalagi mendapatkan sosok perempuan secantik dirimu” kata Ny.Lee dengan nada
yang agak sedih.
“hahaha... Jinki
pasti akan mendapatkan yang lebih baik dariku, Ahjumma” hibur Eun Hye. Tapi
tentu saja dia tidak mengamini hal itu. ‘itu tidak akan terjadi! Siapa yang
akan menyukai perangai aneh si namja ini?!’ Eun Hye kembali meracau dalam hati.
Ny.Lee pun hanya
mengangguk-ngangguk sambil berjalan ke arah dapur.
“oh iya. Eun
Hye-ahh, apakah kau dan Jinki sudah makan malam? Mana Jinki?” teriak Ny.Lee
dari arah dapur.
“katanya dia akan
keluar sebentar dan akan kembali lagi” jawab Eun Hye yang sudah berada di
dapur.
“ apakah Ahjumma
ingin memasak? Bolehkah aku membantu?” tanya Eun Hye antusias saat melihat
Ny.Lee memakai celemek.
“wah, apakah kau
bisa memasak? Baiklah. Mari berkreasi. Kau bisa mengambil celemek di Laci yang
itu” kata Ny.Lee sambil menunjuk sebuah laci yang ada di belakang mereka.
tanpa
berkata-kata lagi Eun Hye langsung mengambil celemek yang ada di laci itu dan mulai
berkreasi bersama Ny.Lee.
~~~~~_________~~~~~
“hhh... sebaiknya
aku pulang sekarang. Jika aku meninggalkan rukruk itu sendirian di rumah,
bisa-bisa rumah akan hancur dibuatnya. Siapa yang tahu jika dia kalap karena
marah nantinya?” kata Jinki berbicara sendiri sambil memasukkan kedua tangannya
di saku jaket.
Jinkipun
mempercepat jalannya menuju rumah. Ia terlihat sangat bersemangat. Mungkin
karena udara diluar sudah sangat menyiksanya.mungkin.
“aku pulang!!! Ya
pab...” kata-kata Jinki terhenti saat melihat Eun Hye dan juga eommanya sedang
mempersiapkan makan malam.
“ahh..Jinki-ah,
akhirnya kau pulang juga. Dari mana saja kau? Diluar sangat dingin. kenapa kau
meninggalkan Eun Hye sendirian dirumah. Kasihan dia, kesepian dirumah sendiri”
racau Ny.Lee saat melihat kedatangan putranya itu.
“a..aku hanya
pergi keluar sebentar untuk berolahraga sebelum mengajarnya eomma” kata Jinki
beralasan sambil menunjuk-nunjuk kearah pintu.
“baiklah. Karena
kau sudah ada disini dan semua makanan juga sudah siap, mari kita makan
bersama” kata Ny.Lee sangat bersemangat.
“jeo.. jeogiyo
ahjumma. Tapi aku harus pulang sekarang. Pasti eomma sedang menungguku untuk
makan malam” kata Eun Hye cepat saat melihat wajah dingin Jinki. Sebenarnya dia
sangat ingin makan disitu. Apalagi sebagian besar makanan adalah buatannya.
Tapi dia terlalu gugup untuk berhadapan dengan si Mr.Know it all itu.
“andwae! Kau
tidak boleh pulang! Sebagian dari makanan ini kan masakanmu, jadi kau harus
ikut makan malam bersama kami” sergah Ny.Lee saat mendengar penolakan Eun Hye.
“mwo?? Sebagian masakan adalah buatan yeoja ini??
Aku tidak mau makan! Siapa tahu dia memberikan racun pada makananku” kata Jinki
kesal pada eommanya.
“yang benar saja!
Aku tidak selicik itu Jinki-ssi..” kata Eun Hye kesal.
“aishh.. Jinki-ah,
kau itu sangat tidak sopan. Eun Hye membuatkannya dengan penuh senyuman tadi.
Seharusnya kau berterimakasih ada yang mau memasakkanmu” kata Ny.Lee sambil
mendelik ke arah putranya kemudian tersenyum penuh arti pada Eun Hye.
“a..anni Ahjumma.
Aku tersenyum karena memang aku sangat suka memasak. Bukan karena ingin
memasakkan makanan untuk dirinya” kata Eun Hye frustasi sambil melirik ke arah
Jinki.
Jinki yang sudah
tidak tahu mau berbicara apa lagi hanya mendelik kesal pada Eun Hye. Lalu
sejurus kemudian. Memasang muka datarnya lagi.
“sudahlah..
jangan berdebat terus. Sekarang mari kita makan. Dan Eun Hye, Kau harus makan
disini. Ini baru jam 9 dan rumahmu juga dekat. Pastilah tidak apa-apa” kata
Ny.Lee sambil duduk dimeja makan.
Eun Hye yang
sudah tidak bisa menolak lagi pun hanya duduk pasrah di meja makan yang diikuti
oleh Jinki di depannya. Ya, mereka duduk berhadapan.
“wahh.. masakanmu
sangat enak Eun Hye-ah! Sejak kapan kau bisa memasak masakan seperti ini?”
tanya Ny.Lee sambil sesekali menyendok makanan dan memasukkannya ke mulut.
“ehm.. aku sudah
mulai belajar memasak saat appa meninggal. Setelah appa tiada, perusahaan
beliau bangkrut. Jadilah eomma yang menafkahiku. Bekerja siang, pagi, dan
malam. Karena itu aku yang mengambil alih semua pekerjaan rumah. Dari mencuci
sampai memasak” jawab Eun Hye panjang lebar. Ekspresinya terlihat murung.
Hening. Setelah
Eun Hye menceritakan kisahnya, tidak ada lagi yang bertanya. Masing-masing
orang sedang terfokus dengan makanan yang ada didepan mereka.
“ternyata ayahnya
sudah meninggal.” Kata Jinki dalam hati.
“namun, syukurlah
sekarang eomma bisa membuka toko Kue sendiri. Jadi ia tak harus bekerja sangat
keras” sambung Eun Hye dengan nada ceria demi memecah keheningan.
“wah.. toko kue??
Aku juga sangat suka membuat kue. Baiklah, kapan-kapan aku akan mengunjungi
toko kue eomma mu dan mulai berkreasi dengan kue. Hahaha...” kata Ny.Lee
bersemangat.
“chongmallyo
ahjumma?? Assa.. aku akan memberitahukannya pada eomma nanti” jawab Eun Hye tak
kalah bersemangat.
Jinki yang
melihat tingkah laku dua orang yang ada dihadapannya pun hanya
menggeleng-gelengkan kepalanya dan melanjutkan makan. ‘enak juga masakakan si
rukruk’ pikir Jinki dalam hati.
~~~~~________~~~~~
“Chongmall
Kamsahamnida. Ahjumma sudah mengizinkanku untuk makan disini” kata Eun Hye saat
mereka sudah selesai makan malam.
“aigoo.. aku yang
harusnya berterimakasih. Kau sudah memasakkan kami makanan yang enak. Hahaha.
Oh iya, sampaikan salamku untuk eommamu yaaa..” kata Ny.Lee sambil
mengelus-elus puncak kepala Eun Hye.
“akan aku
sampaikan nanti. Baiklah, aku harus pulang sekarang ahjumma. Aku takut jika
eomma menghawatirkanku” pamit Eun Hye pada Ny.Lee.
Saat Eun Hye
sudah ingin keluar rumah, Ny.Lee memanggilnya “Eun Hye-ah, biar Jinki yang
mengantarmu pulang” mendengar hal itu, Eun Hye maupun Jinki langsung menyahut
“tidak perlu ahjumma” “tidak mau eomma” lalu mereka saling bertatapan dan
mendelik.
“ya! Ini sudah
malam. tidak ada tapi-tapian. Sudah sana, pergilah. Hati-hati di jalan” sergah
Ny.Lee dan langsung melangkahkan kakinya menuju dapur.
“kalau bukan
karena ahjumma yang menyuruh, aku tidak akan sudi diantar olehmu” kata Eun Hye
sambil mengembungkan pipinya. Menunjukkan muka jelek.
“ya pabo! Kalau
bukan karena eomma juga aku tidak akan sudi mengantarmu” jawab Jinki tak mahu
kalah.
Pekatnya malam
dan hembusan angin yang sangat menusuk itu menemani dua insan yang sedang
terbawa oleh pikiran mereka masing-masing. Tiba-tiba...
I’ll leave the door on
the latch if you ever come back…
There’ll be a light in
the hall and a key under the mat if you ever come back…
“Yeoboseyo? Oh,
eomma. Waeyo? Hah? Supermarket? Haruskah? Oh arassoe, aku akan segera kesana”
dan telepon pun terputus.
“ya Mr.know it
all!! Aku akan pergi ke supermarket. Eomma menyuruhku untuk membeli sesuatu
disana. Pulanglah ke kandangmu hus, hus. Ehm.. dan terima kasih sudah
mengantar” kata Eun Hye pada Jinki. Ucapan terimakasihnya sangat sulit untung
didengar. Tanpa mendengar balasan Jinki, Eun Hye pun langsung berbalik arah dan
bergegas menuju supermarket.
Namun, ia merasa
aneh. Seperti ada yang mengikutinya dari belakang. Ia pun membalikkan badan
mungilnya dan...
“ya!! Kenapa kau
belum pulang? Tidak perlu mengantarku. Aku bisa pulang sendiri” kata Eun Hye
pada namja dibelakangnya yang ternyata adalah Jinki.
“aku akan
mengantarmu. Eomma akan membunuhku jika aku tak mengikuti perintahnya” jawab
Jinki dingin.
“hhh... baiklah.
Terserah saja”
~~~~~_________~~~~~
Sunyi. hanya
terdengar suara gemerisik daun dan langkah kaki yang diseret di aspal hitam
itu. Keduanya saling membungkam. Tenggelam dalam pikiran masing-masing.
“ehm.. jadi,
ayahmu sudah meninggal? Kapan?” tanya Jinki demi memecah keheningan. Memang dia
tidak punya hak untuk menanyakan hal ini, ditambah lagi statusnya dimata Eun
Hye adalah seorang musuh. Namun, entah mengapa ia sangat penasaran dengan
kehidupan yeoja yang berada disamping kanannya sekarang.
“5 tahun lalu.
Kecelakaan lalu lintas” jawab Eun Hye singkat. ia sedang menerawang sesuatu.
“pantas saja aku
tak pernah melihat appamu sejak aku pindah ke sini” itulah tanggapan Jinki.
“bagaimana
denganmu? Kemana appamu? Sedang diluar kota?” tanya Eun Hye tanpa memandang
Jinki. Sebagian pikirannya masih berada di masa lalu itu.
“di Jepang.
Bercerai dengan eomma. Karena ada wanita lain” jawab Jinki lengkap. Seharusnya
ia tak mengatakan masa lalunya. Namun, ia merasa bahwa nasibnya sama dengan Eun
Hye. Dan lagipula Eun Hye telah menjawab pertanyaannya tadi. Tidak ada salahnya
jika ia juga menjawab pertanyaan pribadi itu.
Suasana kembali
hening. Masing-masing dari mereka berdua
sedang terbawa oleh kejadian masa lalu. Hingga....
“Eun Hye-ah! Awasss!!!” teriak Jinki panik. Sebuah mobil sedan hitam hampir menyerempet tubuh Eun Hye. Hampir. Karena sekarang Eun Hye tengah berada di pelukan Jinki.
“ya rukruk! Neon
gwenchana??” tanya Jinki pada Eun Hye yang sekarang tengah dipeluknya.
Tidak ada jawaban
apapun. Tubuh Eun-Hye menegang dan langsung bergetar. Jinki yang merasakan
tubuh Eun Hye bergetar pun langsung mendekapnya lebih erat. Ia mengelus-elus
puncak kepala yeoja itu.
“Eun Hye-ah,
gwenchana. Mobil tadi tidak menabrakmu. Tidak usah takut” kata Jinki berusaha
untuk menenangkan Eun Hye. Ia tahu mengapa Eun Hye sangat ketakutan. Ya,
kejadian di masa lalu. appanya meninggal karena kecelakaan lalu lintas bukan??
Di samping itu,
Eun Hye masih terseret dalam ingatan masa lalunya. Malam yang pekat. Tawanya
bersama sang appa. Mobil sedan hitam yang melaju dari arah berlawanan. Sinar
putih yang seakan akan menusuk bola matanya. Jurang. Darah. Ia kembali
mengingat semua itu.
Namun entah mengapa, setetes air matapun tidak pernah jatuh dari mata hitamnya. Mungkin air matanya telah terkuras habis akan kejadian masa lalunya itu. Kejadian sang appa. Dan kejadian seorang yang pernah dicintainya.
Namun entah mengapa, setetes air matapun tidak pernah jatuh dari mata hitamnya. Mungkin air matanya telah terkuras habis akan kejadian masa lalunya itu. Kejadian sang appa. Dan kejadian seorang yang pernah dicintainya.
Eun Hye merasakan
dekapan Jinki yang begitu erat. Hangat. Elusan- elusan di puncak kepalanya pun
membuatnya lebih tenang. Sedikit demi sedikit ia bisa mengontrol kesadarannya.
Jinki yang merasa
bahwa Eun Hye sudah baik-baik saja segera melepaskan pelukannya.
Namun di lain
arah, sang pengemudi sedan hitam itu langsung berlari ke arah Eun Hye dan
langsung memeluknya.
“Eun Hye-ah!
Mianhae! Aku hampir menabrakmu! Mianhae” ia pun melepaskan pelukannya pada Eun
Hye.
Eun Hye yang
sudah bisa melihat sosok namja itu pun langsung terkejut.
“ya oppa!!! Apa
yang kau lakukan di sini????”
TO BE CONTINUED
0 comments