Setahun yang Melelahkan

By Padd - Wednesday, September 02, 2020



Ingin pulang, tapi kemana? Hidup itu ada-ada saja, saat kamu bahagia semua adalah rumah. Saat kamu merana, tanda tanya malah dimana-mana. Ibu berusaha menghibur "tidak apa-apa" walau meteran token berbunyi minta perhatian. Keadaan memang lagi sulit, mau bagaimana lagi. 
 
31 Agustus kemarin tepat setahun lulus S1 yang artinya setahun juga nganggur gak berpenghasilan tetap. Nyanyian Que Sera-sera tidak lagi membuat tidur lelap, yang ada jam 2 pagi malah mikir "kamu itu jadi apa?"

Setahun mencoba menghibur diri 
"Udahlah, ngapain galau? Baru aja 6 bulan nganggur. Usahanya dikencengin lagi, stresnya nanti aja kalo udah setahun" 
"8 bulan nganggur, berhak galau ga sih? Usahanya dikencengin lagi, stresnya nanti aja kalo udah setahun"
"10 bulan nganggur, ngga apa-apa. Usahanya dikencengin lagi, stresnya nanti aja kalo udah setahun"

Beberapa hari sebelum tanggal 31 Agustus, buka portal job malah mual, baca tweet HRD Bacot dan Workfess bawaannya deg degan. Otak seakaan ngasih sinyal, "nih udah setahun, time to really really get depressed". 

Namanya emosi yang dipendam, sudah ga sanggup ditampung, ya pasti tumpah juga. Padahal kuliah kemarin udah dibahas, cepat atau lambat denial pada masalah itu bakal nyerang fisik. 

Merasa curhat di private Twitter itu lebih dari cukup tapi ternyata menulis di blog dalam bentuk diary *cie elah, diary* seperti ini  yang bisa membuat saya jauh lebih tenang. 

"Yes, I am having a really really really bad day or a bad year (?). I've done my best but it seems like nothing works. My feeling is valid and it's okay to feel this way." 

Pikiran "Apakah ini worth it untuk memicu stres?" berulang kali mengepul di kepala. Terkadang lebih stres mikirin worth it atau tidaknya sesuatu ketimbang masalah itu sendiri hahaha. Jujur ke diri sendiri itu bukan hal mudah, setidaknya buat saya *Bachelor of Psychology , who is that 

Terimakasih kepada film-film yang selalu sengaja saya tonton hanya karena pengen nangis. Terimakasih kepada lagu-lagu Monsta X dan variety show-nya yang saya romantisasi padahal sebenernya ingin lari dari kesedihan masa depan yang belum terlihat hilalnya. Dan sekali lagi, terimakasih ya blogku. Pada akhirnya, disini tempat saya pulang. 

  • Share:

You Might Also Like

3 comments