It's Up to All of Us

By Padd - Thursday, December 27, 2018



*Please wajib dibaca walaupun kepanjangan :(
*Dibaca yaaw walau isunya sudah old story binggo
*dibaca yaww walau mungkin pengetahuan kalian sudah banyakk
*sesama manusia harus saling mengingatkan #mantepp
*Jarang-jarang kan w maksa pembaca  wqwqq


"Di tempatmu kah Nggi? stay safeee"
"Iya Pad huhuu. gelombangnya ga parah kok Pad, tapi krakataunya udah waspada. takutnya kalo erupsi makin sering dan gede gelombangnya tinggi"

Masih sama seperti malam-malam biasanya, saya masih terjaga jam dua malam dengan membalas pesan story instagram Anggi yang lagi mengungsi karena erupsi gunung Krakatau. Indonesia lagi-lagi berduka. Jika biasanya (maaf) saya orang yang tidak terlalu cemas dengan musibah-musibah seperti itu, tapi semenjak Palu merasakan hal tersebut, saya jadi tahu bagaimana rasanya terkena bencana alam erupsi ini.

pembicaraan di telepon dengan ibu yang mengatakan "kalau" anak gunung Krakatau kembali meletus seperti ibunya pada tahun 1883 silam, membuat saya membayangkan bahwa mungkin saja potret  film 2012 akan benar-benar terjadi. selamat tinggal Jakarta, selamat tinggal pulau Jawa. Seperti yang sudah kita ketahui kalau erupsi gunung berapi akan mengakibatkan sulfur dioksida terlepas ke angkasa dan long story short akan mengakibatkan perubahan suhu yang ekstrim atau biasa kita sebut dengan perubahan iklim. 

di entry sebelumnya saya sudah cerita kan ya kalau saya sedang dalam tahap mengurangi sampah pelastik untuk menjaga bumi kita ini *walaupun masih tahap bawa tas kain ke Alfamart dekat kos wkwkwk* yang artinya saya memang lagi suka-sukanya dengan isu perubahan iklim dan program sayangi bumi ini. walaupun ini old issue sekali, tapi yahh it's okay, better late than never.

dengan terjadinya berbagai macam bencana alam,  kejadian paus mati karena kebanyakan makan sampah plastik di laut membuat saya takut tentang keberlangsungan hidup kita dimasa yang akan datang. karena ketakutan itulah saya mulai rajin untuk membaca dan menonton documentary movie terkait Jakarta tenggelam, India penuh sampah, dan topik-topik lingkungan lainnya. 

Tadi malam karena ingin membayar hutang ke Iin, akhirnya saya ke kosnya dan berakhir dengan pulang jam 10.30 malam karena membahas perubahan iklim dan menonton documentary movie-nya Nasional Geographic berjudul Before the Flood. Thanks a lot to Iin yang memberikan tontonan sungguh berfaedah hari ini. 

Sueerr, kalian yang baca entry ini harus benar-benar menonton  Before the Flood. film dokumentasi ini benar-benar dibalut dengan informasi yang akurat, tidak bertele-tele, dan gampang dimengerti. Untuk ukuran film dokumentasi pun ini dikemas dengan tampilan yang luar biasa aesthetic dan memanjakan mata, dalam artian pengambilan gambarnya tidak asal-asalan. dan jangan lupa, main actor dari film dokumentasi ini adalah Leonardo Dicaprio!! kurang apalagi cuyyy. Jarang sekali film dokumentasi menggaet actor seterkenal Dicaprio untuk menjadi pembuka cerita. yaa wajar sih Dicaprio digaet untuk film ini, secara doi duta perdamaian PBB saat itu (atau sampai sekarang (?)). 

Kurang lebih Before the Flood membahas tentang bagaimana perilaku sehari-hari manusia yang terlihat biasa saja malah menjadi penghancur tempat tinggal kita saat ini. Mulai dari bahan bakar fosil yang kita gunakan (seperti batu bara, minyak bumi, gas) tanpa henti sampai berbagai permainan politik yang terjadi hanya untuk menguntungkan beberapa partai (ternyata walau kampanye global warming ini banyak sekali pendukungnya, ada banyak juga petinggi-petinggi di Amerika seperti ketua lingkungan Amerika dan Donald Thrump yang tidak percaya kalau bumi rusak akibat perubahan iklim. usut punya usut ternyata mengalir dana untuk mereka dari perusahaan-perusahaan minyak dan tambang besar di dunia wawww).

di Balikpapan, kebanyakan perusahaan minyak dan pertambangannya adalah milik Negara lain. tadi malam  saya dan Iin membahas tentang betapa enaknya kalau kita kerja di salah satu perusahaan minyak atau pertambangannya. fresh graduate tapi sudah digaji 6 juta per bulan. Tapi setelah itu, pikiran kita mulai takut untuk ikut dalam perusahaan minyak atau pertambangan apalagi kalau yang punya itu orang luar. kenapa? karena di Before the Flood membahas betapa perusahaan minyak dan pertambangan punya andil yang begitu besar terhadap global warming. dan fakta kalau ternyata perusahaan asing menghabiskan sumber daya alam Indonesia untuk menyimpan sumber daya alam mereka yang hanya sedikit. jadi yaa intinya, selagi sumber daya alam Indonesia bisa dihabiskan, mereka tidak akan menyentuh sumber daya alam mereka. Dan setelah punya Indonesia sudah tidak bersisa lagi, mereka akan mulai menyentuh sumber daya alam mereka dan menaikkan harganya. 

kemudian muncul pertanyaan "hari gini siapa sihh yang peduli tentang bumi, pada akhirnya kita butuh duit untuk makan" Tapi dokumentasi ini lagi-lagi menjawab pertanyaan itu. simpel saja, kita punya uang banyak tapi diwaktu yang bersamaan kita juga menghabiskan uang untuk perbaikan jalan akibat banjir, pajak naik untuk membuat tembok supaya air laut yang naik akibat pemanasan global tidak masuk ke kota. Pada akhirnya uang yang kita kumpul hanya akan dipakai untuk menambal kesalahan-kesalahan kecil yang secara tidak sadar berdampak besar untuk keberlangsungan hidup kita. 

Yang paling miris dari penggunaan bahan bakar fosil ini adalah dampak yang ditimbulkan malah menyerang sebagian penduduk yang sepertinya tidak terlalu bersalah. sebut saja India. tahun 2015 di daerah sekitar India ada lahan pertanian yang tenggelam banjir karena air laut naik akibat pemanasan global. saat itu narasumber dari India yang diwawancarai Dicaprio ngomong "biaya listrik di 1 rumah warga Amerika setara dengan biaya listrik 34 rumah di India dan 61 rumah di Nigeria". bayangin cuyyy banyak sekali rumah di India yang belum pakai listrik karena mereka warga miskin, bahkan daerah yang terkena banjir yang sempat diliput pun, mereka memasak pakai kotoran sapi yang dibakar sebagai pengganti gas (bayangin aja itu makanannya sehat atau tidak), sedangkan di Amerika jarang kepikiran untuk ganti listrik dengan tenaga surya atau paling tidak menghemat listrik dengan tidak memakai bejibun bohlam lampu dirumah :'( pekarangan rumah saja kadang sampai pakai 5 lampu, padahal tidak ada yang berinterksi malam hari disitu. 

Kasiann betul daerah India yang terkena banjir itu (dan tentu saja daerah-daerah di dunia lainnya), padahal mereka listrik aja kagak ada cuy, tapi malah kena dampak pemanasan global. Si Narasumber dari India aja sampe ngomong ke Dicaprio "No offense yaa walau kamu orang Amerika, tapi padahal Amerika itu kiblatnya seluruh dunia, tapi apa yang sudah kalian lakukan? kalian itu pecandu bahan bakar terbesar" diemm ajaa Dicaprionya dimarahin sama emak emakk.

pelajaran Biologi di SMA dulu pernah membahas kalau Sapi itu mengeluarkan gas metana saat mereka makan. sudah tahu kan yaa kalau gas metana juga  merupakan penyebab gas rumah kaca yang kuat. menurut data statistik di film dokumentasi ini, di Amerika lahan yang dipakai untuk ternak sapi itu sebesar 70 persen dan lahan untuk sayuran hanya 1 persen. itu berarti konsumsi daging sapi warga Amerika itu besar sekali. semakin banyak mengkonsumsi daging sapi, banyak lahan yang akan digundulkan untuk peternakannya, makin banyak gas metana yang sapi produksi. Scientist yang membahas ini pun ngasih solusi supaya lebih baik kita kurangi konsumsi sapi dan ganti dengan ayam atau tahu serta sayuran lainnya. alhamudillah saya makan daging kalau idul adha dan idul fitri saja hahaha. 

I know  entry ini panjang beudd wkwkk. bahkan semua tulisan ini belum bisa merepresentasikan keseluruhan film dokumentasi Before the Flood ini. intinya KALIAN WAJIBB NONTONN PLEASEEEE!!!

The documenter is both a call for immediate action to stop global warming, and a cry for justice for the poor.

walaupun menolak bekerja di pertambangan dan perminyakan punya orang luar negeri sepertinya sungguh sulit untuk direalisasikan wkwkwk  (gajinya cuyyy :")) masih banyak tips untuk kita belajar ikut andil dalam mencegah perubahan iklim ini. banyak kookkk di goggle, tapi kalo males, sini saya carikan wkwk :
1.pikirkan apa yang kita makan. usahakan tidak mabokk daging sapi. beli  makanan atau bahan makanan yang less plastic.  bawa botol minum sendiri *hemat cuyy*, kalo super rajin, ganti sedotan pelastik dengan alumunium*sudah banyak dijual di online shop. dan jangan lupa bawa tas kain instead of pakai pelastik dari supermarket atau pasarnya. beli makanan lokal *karena transportasinya tidak memakan banyak bensin dan polusi.

2. Listrik dikondisikan please. charger hape mohon dicabut dari colokan, tv juga, kipas angin juga. lampu kamar mandi dimatikan.

3. kalau kemana-mana tebengin teman kalau arahnya sama, kalau you tipe pelit seperti w, minta nebeng supaya bukan kita yang beli bensinnya wkwkwk. kalau tujuannya jarak dekat bisa jalan kaki, itung-itung olahraga dan diet.

4. pakai kertas bekas kalau cuma corat coret, jangan buang terlalu banyak air untuk mandi *kalau libur dan tidak berkeringat mandi sehari sekali saja asal sikat gigi dan cuci muka wkwkk.

5. dan masih banyak lagi, tapi itu aja dulu. kalau kata Tokopedia "mulai aja dulu" wkwk. ingat, little things do matter.







  • Share:

You Might Also Like

0 comments