melodi rindu
By Padd - Tuesday, September 04, 2012
Mendung. Awan bergradasi abu abu sedang menggelayut manja
di angkasa sana. Hujan mulai menumpahkan dirinya di bumi tua ini.
Sunyi. Mereka yang
tak menyukai kedatangannya pun hanya meringkuk kaku di dalam kandang. Membungkus
diri dalam sepotong bahkan berlapis lapis selimut yang cukup menjanjikan
kehangatan.
Namun.. kau tahu, beribu lapis selimutpun yang dia pakai,
tak akan cukup tuk menghangatinya. Tidak tidak, secara harfiah tubuhnya sudah
cukup menghangat. Namun, tidak dengan hati itu.
Kini, awan telah berganti kostum. Memamerkan gaun hitam
pekatnya yang mempesona. Namun, ia merasa ada yang salah. Kemana mutiara bulat putih
yang biasa bergelayut indah di gaun hitam itu? Kemana ribuan manik manik perak
yang biasa menghiasi gaun hitam itu? Ohya.. dia baru ingat, mendung sedang menyembunyikan
aksesoris bumi.
Ia pun mendesah. Mengeluarkan uap putih yang membentuk
abstrak di udara. Buku buku jarinya mulai memutih. Karena tangannya Mencengkeram
erat tubuhnya yang mulai menggigil. Menggiggil dilanda sepi.
Ia memenjamkan mata. menikmati kesepian yang membelenggu
hati dan jiwanya. Membiarkan pikirannya meliar entah kemana.
Dan setelah puas mengizinkan pikirannya bermain, Ia pun
mulai membangun puzzle puzzle pikirannya kembali. Berusaha untuk
berkonsentrasi. berusaha mendengarkan apa yang tak dapat didengarkan orang lain.
Dan dengarlah suara gurindam yang bertebaran di malam
yang sunyi itu. Suara gurindam yang memecah kesunyian malam. memecah rasa
sepinya. Menyampaikan salam yang membuat hatinya berdesir.
Semilir angin pun mulai memarakkan suasana. Menyapu pori
pori kulitnya. Menggelitik bahu rapuhnya. Menusuk tulang rusuknya. Semilir angin
itu pun mulai berdansa mengikuti alunan gurindam.
Dan disaat itulah, benih benih kerinduan menyeruak
keseluruh aliran darahnya. Meluap kepermukaan wajahnya. Membuat air mukanya tak
setenang tadi. Nafasnya pun mulai tak beraturan. Emosi mulai mempermainkannya.
Alunan gurindam mulai melaju cepat. Dan begitu pula
dengan nafasnya. Seakan akan alunan itu memerintahkannya tuk mengikuti melodi
rindu.
Kau tahu.. ia baru saja mendapat kabar yang dikirimkan
dari suara gurindam itu. Kabar yang membuatnya kembali terbujur kaku.
0 comments