Dia selalu percaya, hanya dengan mengatupkan matanya jejak air mata itu akan hilang. Namun nyatanya angin musim kemarau tidak pula berhasil mengeringkan luapannya. Di siang yang menyengat, ia mengubur diri diantara sesak-sesak pasar Tangga Arung yang berkeringat. Berkutat dengan mesin jahit, serta leher dengan meter yang dililit. Sesekali mendelik, menyumpahi bau busuk baju...